Monday, August 30, 2010

Senandung Khawatir

Kulihat gurat-gurat itu
Kulihat garis-garis samar nan tegas itu
Kulihat tanda tercetak kontras
Kulihat semua
Kulihat peng-iya-an
Kulihat pembenaran
Hanya satu yang tidak ku dapat,
Penolakan,
Sangkalan pun tidak.
Sangkalan datang diterpa angin
Biarpun bulan dan angin menghalangi
Aku dapat melihat
Tau apa yang ku lihat disaat malam ramai berdawai?
"KEKHAWATIRAN"
Disaat kilatan itu menghampiriku
Meskipun aku tidak bergeming
Meskipun tidak ku lihat secara tertulis
Meskipun tidak ku tangkap secara tersirat
Tapi wajahmu berbicara
Tepat waktu aku berdiri menantang dinginnya malam
Aku hanya bisa berkata,
Tenanglah,Ananda,tak perlu kau khawatirkan aku ini--

-Evania Vivi Muljadi, 30 Agustus 2010-

Saturday, August 28, 2010

Si Penyakitan

Jelaskan padaku



Apa yang ku peroleh?


Hanya bayangan tawa-mu kah?


Tidak. Sepertinya


Pernahkah kau terngiang sesuatu tentang diriku?


Tidak. Sepertinya


Aku mencoba bertahan, menanti, menunggu


Apakah kau juga, sayang?


Tidak. Sepertinya. Lalu apa?


Oh! Mungkin aku tau beberapa


Kau tidak mencoba mengalahkan matamu


Kau tidak mencoba untuk berdiskusi dengan hatimu


Kau tidak mencoba untuk menengok si lubuk hati


Benarkah aku?—Tunggu. Apa?Aku salah?


Hey, jangan salahkan aku seandainya aku salah


Jangan juga menghukum hatiku


Mentang-mentang dia sumber informasiku


Mentang-mentang dia narasumberku,


Yang beragumentasi tentang si tokoh utama pria


Justru dialah si penyakitan itu, bukan hatimu


Dia yang menangis sesunggukan. Aku dengar itu. Aku rasakan itu.


Jadi, setelah kau ketahui itu,


Apa tindakanmu?


Kau malah pergi menjelajah buana


Bagaikan pelaut yang tak henti ingin mendapati pulau pesonanya


Begitulah hatimu.


Mungkin benua mimpimu dan benua sakit hatiku tidak dapat menyatu.



Evania Vivi Muljadi, 28 Agustus 2010, 13:04 WIB

PENERIMAAN

Kalau kau mau kuterima kau kembali


Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani


Kalau kau mau kuterima kembali


Untukku sendiri tapi


Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.


Chairil Anwar, Maret 1943

L O V E

Apa yang kita ingat dari kenangan-kenangan yang terekam oleh kita?



Nama tempat, nama permainan, nama teman, atau kejadian, adalah hal-hal yang mungkin lambat laun bisa terlupa.


Tapi, tidak dengan rasa.


Rasa senang, rasa sedih, yang akan terus kita bawa tanpa mudah tercecer disepanjang perjalanan kita..

Dan semakin kita dewasa, kita akan makin menyadari, bahwa diantara rasa-rasa tersebut, ada satu rasa yang paling besar..

Yaitu, CINTA

Friday, August 27, 2010

PADAHAL


Padahal aku udah sakit hati gara-gara kamu, tapi kenapa aku tetep aja ngarepin kamu?

Ada apa dengan aku?
Padahal udah ada dia yang ngisi hari-hari aku tiap hari.

Padahal masih banyak cowo yang mau coba deket sama aku.

Padahal cowo-cowo itu udah baik banget sama aku.

Padahal mereka tulus suka sama aku, tapi kenapa aku justru ngecewain mereka?

Kenapa aku yang nyakitin hati mereka?

Padahal kamu udah nggak pernah inget sama aku lagi.

Padahal kamu udah nggak peduli lagi sama aku.

Padahal mungkin kamu udah jatuh hati sama cewe lain.

Padahal kamu nggak bisa lagi aku harapkan.